HIV AIDS, Sudah Ada Dari Jaman Dahulu? Atau Memang Sengaja Di Ciptakan?

Amazers,sebentar lagi kan hari dimana kita memperingati HIV AIDS tanggal 1 Desember. kita mau ngasih artikel mengenai HIV AIDS mudah-mudahan bermanfaat :)


KONSPIRASI DIBALIK HIV AIDS, HIV AIDS SENGAJA DI CIPTAKAN?
Setiap tanggal 1 desember kita memperingati hari HIV AIDS, sebagian masyarakat dan aktivis HIV AIDS melakukan advokasi penyadaran kepada semua orang akan bahaya penyebaran virus ini. Kalau kita menilik lebih lanjut insiden penyakit ini sangat memprihatikan, tidak terkendali serta cenderung meningkat pada Negara-negara miskin dan berkembang. Epidemi terjadi di Negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Asia termasuk di Asia Tenggara. Di Negara miskin dan berkembang  kasus penyebaran HIV AIDS bagai fenomena gunung es, dipermukaan terlihat kecil, hanya sebagian kasus yang dapat di identifikasi, padahal sebenarnya banyak. Namun bebeda dengan kondisi penyebaran HIV di Negara maju, di Negara maju insiden penyakit ini cenderung menurun dari tahun ke tahun karena penanganan yang baik dan efektifnya pemberian antiretroviral pada penderita HIV AIDS.
Terjadi banyak kesenjangan dalam penyebaran virus ini, selain tidak terkendali di Negara berkembang, penyebaran HIV cenderung mengarah kepada individu, kelompok-kelompok sosial serta ras tertentu. Seakan-akan virus ini mesin pembunuh yang bisa membedakan target penyebarannya dengan menyerang orang masyarakat yang “tidak diinginkan” : narapidana, pengguna narkoba suntikan, kaum homoseksual dan orang-orang berwarna, terutama kulit hitam.
Kasus AIDS pertama ditemukan di AS pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal usul HIV. 
Secara akademik kita tahu HIV bagian dari keluarga atau kelompok virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti HIV ditemukan dalam lingkup luas primate non-manusia. Virus ini ditemukan sebagai virus monyet yang dikenal SIV (simian immunodeficiency virus). Dan secara umum kita menganggap bahwa asal usul  HIV berasal dari primata simpanse yang di bunuh manusia dan memakan dagingnya yang dibuktikan pada Februari 1999 oleh kelompok peneliti dari University of Alabama di AS. Beberapa teori lain yang diperdebatkan berpendapat bahwa HIV berpindah secara iatrogenik (diakibatkan pihak medis), misalnya melalui percobaan medis. Satu teori yang disebarluaskan secara baik adalah bahwa vaksin polio yang memainkan peranan dalam perpindahan ini, karena vaksin tersebut dibuat dengan menggunakan ginjal monyet.
Teori konspirasi HIV AIDS
            Namun dengan banyaknya teori yang berbeda yang menjelaskan tentang asal usul HIV ditambah   dengan banyak kesenjangan pada kejadian penyakit ini, dalam kebingungan banyak orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat mulai menyampaikan asumsi-asumsi yang beragam tentang kemunculan HIV yang telah menyebar luas dan sangat berbahaya di dunia, mulai dengan menganggap HIV AIDS adalah kutukan tuhan terhadap manusia yang penuh dengan dosa, perzinaan, narapidana dan pengguna narkoba, beberapa orang mengesankan HIV dibuat oleh CIA, meskipun yang lain menganggap bahwa HIV direkayasa secara genetik, sampai dengan asumsi asumsi dengan pemikiran ilmiah dan memiliki fakta dan bukti bahwa HIV sengaja diciptakan dengan tujuan memusnahkan etnis tertentu.
Teori konspirasi HIV AIDS yang menyatakan bahwa HIV sengaja di ciptakan dengan tujuan pemusnahan etnis tertentu bukan tanpa alasan mereka yang menganut teori ini memberikan alasan yang masuk akal dan ilmiah, sebelum teori simpanse yang dianggap binatang yang menyebabkan HIV AIDS pada manusia di akui secara ilmiah, teori monyet hijau yang banyak ditemukan di Afrika bagian tengah dan barat dijadikan dasar bahwa HIV menyeberang dari spesies primata ke manusia, padahal kita sudah hidup lama dengan binatang primata ini, banyak orang menganggap digantinya teori ini sebagai tindakan ilmuwan untuk menutup-nutupi penyakit yang mereka ciptakan sendiri. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. 
            Pada awal kemunculan HIV AIDS banyak kalangan mengaitkan virus ini dengan eksperimen vaksin hepatitis B yang dilakukan pada simpanse dan pria gay, pada kurun waktu 1978-1981. Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit "resmi').
Walaupun kita tahu setiap orang berisiko terjangkit HIV AIDS, faktanya hingga saat ini 20 tahun setelah kasus pertama AIDS, 80 persen  kasus AIDS baru di AS berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika dan pasangan seksual mereka. Sedangkan fakta berbeda yang terjadi di Afrika HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual. Ada perbedaan pola penyebaran yang terjadi di Amerika dan di Afrika, mengapa demikian? Seharusnya HIV tidak membedakan ras atau preferensi seksual tertentu. Seakan-akan virus ini direkayasa untuk menjangkit kalangan tertentu saja.
Mengapa di Amerika hanya menjangkit kalangan pria gay, dan di Afrika menjangkit kalangan heteroseksual saja? Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rectum(dubur), itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay. Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat para pakar AIDS bahwa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay di Amerika nyaris tidak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Konspirasi juga terjadi di Papua
Kita tahu bahwa papua adalah salah satu provinsi dengan kasus HIV AIDS cukup tinggi, menurut laporan Depkes mengenai situasi perkembangan HIV dan AIDS pada triwulan 2010 Papua berada pada peringkat empat kasus tertinggi HIV AIDS di Indonesia, dengan 2858 kasus HIV AIDS. Dan ternyata teori konspirasi bukan hanya berkembang di Amerika atau di Afrika, di Papua akibat kurang tanggapnya pemerintah dalam menangani kasus AIDS di tanah yang sangat kaya ini, masyarakat kerap mengeluh dan kecewa. Terkadang kekecewaan ini berlanjut pada asumsi-asumsi kesengajaan pihak tertentu untuk memusnahkan orang Papua melalui virus berbahaya ini. Pada pertemuan Pemangku Kepentingan Untuk Percepatan Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tanah Papua pada 19 sampai 21 November 2008 di Jayapura yang dihadiri ratusan pejabat, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak lain, kalimat dengan nada menuduh seperti ini juga sempat terucap.
Pelajaraan dibalik konspirasi HIV AIDS
Terlepas dari kebingungan kita terhadap banyaknya konspirasi dan kebenaran teori tersebut yang terjadi seputar HIV AIDS, yang harus kita pikirkan bagaimana kita lebih peka dan peduli terhadap penyebaran HIV AIDS, tidak melakukan seks bebas, pemakaian narkoba suntikan yang terbukti menjadi media yang efektif dalam penyebaran virus ini. Meskipun masih belum bisa menahan diri untuk melakukan hubungan seks dengan kalangan berisiko AIDS, minimal ada kesadaran yang perlu ditanamkan dalam diri dengan menggunakan kondom. Di Amerika pada kalangan Afrika Amerika yang notabene berkulit hitam ketidakpercayaan meraka terhadap teori asal usul HIV dan lebih mempercayai teori konspirasi yang berkembang menyebabkan mereka enggan menggunakan kondom dalam melakukan hubungan seks yang beresiko, sehingga penyebaran HIV AIDS semakin tinggi pada kalangan tersebut.
Telah terbukti HIV dan AIDS menyebar dengan cepat pada masyarakat yang mengalami kesenjangan informasi, jauh dari layanan kesehatan, dan pendidikan yang rendah. Dan telah terbukti pada Negara-negara Afrika sub-Sahara yang kurang memiliki sistem pelyanan kesehatan yang baik, kemiskinan dan konflik, kejadian HIV AIDS sangat dahsyat terjadi. Sebaliknya di Negara-negara maju mampu dengan cepat mengatasi masalah ini dengan informasi, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bagus.
            Keadaan demikian menjadi faktor pendukung kenapa konspirasi dibalik kemunculan HIV dan AIDS berkembang begitu cepat, sehingga perlu perhatian khusus dunia terutama WHO terhadap ketertinggalan dan kelambanan penanganan akibat kurangnya penunjang kesehatan yang memadai, pendidikan dan mereka yang berada pada kondisi yang demikian. Sehingga banyak manusia yang bisa diselamatkan dari kemelut dahsyatnya wabah HIV dan AIDS.
Kalau kita lebih mencermati masalah HIV dan AIDS di Papua, tidak jauh berbeda dengan masalah HIV dan AIDS yang terjadi di Afrika kebanyakan, masalah ketidakmerataan pembangunan, ketidakberdayaan masyarakat akibat kemiskinanan kurang informasi dan pendidikan dan kurang tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai ditambah dengan berbagai konflik, sehingga tingginya kasus HIV AIDS yang terjadi di tanah yang sangat kaya ini, seharusnya pemerintah lebih membuka mata untuk lebih serius menganggulangi masalah HIV dan AIDS di Papua, bukan hanya upaya melakukan program pencegahan ataupun promosi kesehatan dalam menekan angka AIDS, tapi bagaimana pemerintah serius dan benar-benar mewujudkan sistem pemerintahan yang memihak kepada rakyat sehingga terwujud kesejahteraan masyarakat yang baik.

No comments :

Post a Comment

Leave AMAZNG! comment here :